Jumat, 30 Desember 2011

Laporan dari Malang post

Selain di kantor Radar Malang, kami juga di ajak di Kantor Malang Post. Saat berkunjung keMalang post,saya membandingkannya dengan radar Malang,tempat ini lebih kecil bahkan tidak bertingkat se[erti radar Malang,tetapi memiliki lahan yang luas disekililingnya.Taman dan pohon-pohon rindang yang berada didepan kantor Malang post itu cukup membuat mata ini menjadi dingin dan sejuk saat melihatnya.Meski tempat yang tidak terlalu besar dan bahkan relatif kecil bila dibandingkan dengan radare Malang,tapi Malang post juga mempunyai andil dalam penulisan berita ynag menghiasi koran-koran nasional.Jika menilai,keunggulan yang dimiliki oleh kantor Malang post adalah tempat yang nyaman karena tidak terlalu bising oleh keramaian jalan dan motor meski tempatnya berada disamping jalan yang berdekatan dengan stasiun.Lahan didepannya yang luas dengan aroma sejuk menjadi nilai plus kantor tersebut.sehingga ini menjadi pengalamn belajar saya bahwa setiap kantor tidak hanya berupa bangunan yang sekitarnya tidak ada taman atau lahan bahkan terkesan gersang dan panas,tapi setelah melihat kantor Malang post ini saya merasa optimis bahwa masih ada kantor yang dikelilingi oleh pohon dan taman yang luas khususnya kantor berita.

Laporan dari radar Malang:

Ini adalah kuliah lapangan yang diadakan oleh bapak Khairil Anwar, pada saat perkuliahan jurnalistik ini kami sekelas di ajak jalan-jalan di kantor Radar Malang. Tempat radar Malang tidak terlalu besar,menurut saya radar Malang merupakan kantor kecil tempat para jurnalis menulis beritanya.Saat melaksanakan perkuliahan jurnalistik diradar Malang merupakan pengalaman yang tak terhingga buat saya,karena saat saya kuliah saya merasa dikelilingi oleh para pejuang berita yang setiap harinya bekerja untuk menulis berita agar berita itu tidak menjadi gossip dan berita itu bisa/layak dikonsumsi oleh masyarakat luas.Perkuliahan diradar malang sangat menyenangkan,karena fasilitias yang digunakan baik sekali,dari segi gedung yang bersih dan barang-barang yang tertata rapi,tempat parkir yang nyaman.Meski tidak terlalu besar tapi dapat membuat nyaman saya dalam menjalankan perkuliahan jurnalistik ini.

Senin, 26 Desember 2011

SEJARAH PERS


Sejarah Pers Kolonial
Pers Kolonial adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Belanda di Indonesia pada masa kolonial/penjajahan. Pers kolonial meliputi surat kabar, majalah, dan koran berbahasa Belanda, daerah atau Indonesia yang bertujuan membela kepentingan kaum kolonialis Belanda.
Sejarah Pers China
Pers Cina adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Cina di Indonesia. Pers Cina meliputi koran-koran, majalah dalam bahasa Cina, Indonesia atau Belanda yang diterbitkan oleh golongan penduduk keturunan Cina.
Sejarah Pers Nasional
Pers Nasional adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Indonesia terutama orang-orang pergerakan dan diperuntukkan bagi orang Indonesia. Pers ini bertujuan memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia di masa penjajahan. Tirtohadisorejo atau Raden Djokomono, pendiri surat kabar mingguan Medan Priyayi yang sejak 1910 berkembang menjadi harian, dianggap sebagai tokoh pemrakarsa pers Nasional
PERKEMBANGAN PERS NASIONAL
Pers pada masa Penjajahan Belanda dan Jepang
1. Zaman Belanda
Pada tahun 1828 di Jakarta diterbitkan Javasche Courant yang isinya memuat berita- berita resmi pemerintahan, berita lelang dan berita kutipan dari harian-harian di Eropa. Sedangkan di Surabaya Soerabajash Advertentie bland terbit pada tahun 1835 yang kemudian namanya diganti menjadi Soerabajash Niews en Advertentiebland.
Di semarang terbit Semarangsche Advertentiebland dan Semarangsche Courant. Di Padang surat kabar yang terbit adalah Soematra courant, Padang Handeslsbland dan Bentara Melajoe. Di Makassar (Ujung Pandang) terbit Celebe Courant dan Makassaarch Handelsbland. Surat- surat kabar yang terbit pada masa ini tidak mempunyai arti secara politis, karena lebih merupakan surat kabar periklanan. Tirasnya tidak lebih dari 1000-1200 eksemplar setiap kali terbit. Semua penerbit terkena peraturan, setiap penerbitan tidak boleh diedarkan sebelum diperiksa oleh penguasa setempat.
Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang dikuasai Belanda terdapat 16 surat kabar berbahasa Belanda, dan 12 surat kabar berbahasa melayu diantaranya adalah Bintang Barat, Hindia-Nederland, Dinihari, Bintang Djohar, Selompret Melayudan Tjahaja Moelia, Pemberitaan Bahroe (Surabaya) dan Surat kabar berbahasa jawa Bromartani yang terbit di Solo
2. Zaman Jepang
Ketika Jepang datang ke Indonesia, surat kabar-surat kabar yang ada di Indonesia diambil alih pelan-pelan. Beberapa surat kabar disatukan dengan alasan menghemat alat- alat tenaga. Tujuan sebenarnya adalah agar pemerintah Jepang dapat memperketat pengawasan terhadap isi surat kabar. Kantor berita Antara pun diambil alih dan diteruskan oleh kantor berita Yashima dan selanjutnya berada dibawah pusat pemberitaan Jepang, yakni Domei.
Wartawan-wartawan Indonesia pada saat itu hanya bekerja sebagai pegawai, sedangkan yang diberi pengaruh serta kedudukan adalah wartawan yang sengaja didatangkan dari Jepang. Pada masa itu surat kabar hanya bersifat propaganda dan memuji-muji pemerintah dan tentara Jepang.
Fungsi dan Peranan Pers di Indonesia
Fungsi dan peranan pers Berdasarkan ketentuan pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, fungi pers ialah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial . Sementara Pasal 6 UU Pers menegaskan bahwa pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut: memenuhi hak masyarakat untuk mengetahuimenegakkkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaanmengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benarmelakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umummemperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Berdasarkan fungsi dan peranan pers yang demikian, lembaga pers sering disebut sebagai pilar keempat demokrasi( the fourth estate) setelah lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif , serta pembentuk opini publik yang paling potensial dan efektif. Fungsi peranan pers itu baru dapat dijalankan secra optimal apabila terdapat jaminan kebebasan pers dari pemerintah. Menurut tokoh pers, jakob oetama , kebebsan pers menjadi syarat mutlak agar pers secara optimal dapat melakukan pernannya. Sulit dibayangkan bagaiman peranan pers tersebut dapat dijalankan apabila tidak ada jaminan terhadap kebebasan pers. Pemerintah orde baru di Indonesia sebagai rezim pemerintahn yang sangat membatasi kebebasan pers . ha l ini terlihat, dengan keluarnya Peraturna Menteri Penerangan No. 1 tahun 1984 tentang Surat Izn Usaha penerbitan Pers (SIUPP), yang dalam praktiknya ternyata menjadi senjata ampuh untuk mengontrol isi redaksional pers dan pembredelan.
Albert Camus, novelis terkenal dari Perancis pernah mengatakan bahwa pers bebas dapat baik dan dapat buruk, namun tanpa pers bebas yang ada hanya celaka. Oleh karena salah satu fungsinya ialah melakukan kontrol sosial itulah, pers melakukan kritik dan koreksi terhadap segal sesuatu yang menrutnya tidak beres dalam segala persoalan. Karena itu, ada anggapan bahwa pers lebih suka memberitakan hah-hal yang slah daripada yang benar. Pandangan seperti itu sesungguhnya melihat peran dan fungsi pers tidak secara komprehensif, melainkan parsial dan ketinggalan jaman. Karena kenyataannya, pers sekarang juga memberitakan keberhasilan seseorang, lembaga pemerintahan atau perusahaan yang meraih kesuksesan serta perjuangan mereka untuk tetap hidup di tengah berbagai kesulitan.

PENGERTIAN PERS


Istilah “pers” berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publication). Definisi Pers menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah 1. Usaha percetakan dan penerbitan; 2. Usaha pengumpulan dan penyiaran berita; 3 penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, dan radio; 4 orang yang bergerak dalam penyiaran berita; 5 medium berita, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.
Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Dalam pengertian luas, pers mencakup semua media komunikasi massa, seperti radio, televisi, dan film yang berfungsi memancarkan/menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Maka dikenal adanya istilah jurnalistik radio, jurnalistik televisi, jurnalistik pers. Dalam pengertian sempit, pers hanya digolongkan produk-produk penerbitan yang melewati proses percetakan, seperti surat kabar harian, majalah mingguan, majalah tengah bulanan dan sebagainya yang dikenal sebagai media cetak.
Pers mempunyai dua sisi kedudukan, yaitu: pertama ia merupakan medium komunikasi yang tertua di dunia, dan kedua, pers sebagai lembaga masyarakat atau institusi sosial merupakan bagian integral dari masyarakat, dan bukan merupakan unsur yang asing dan terpisah daripadanya. Dan sebagai lembaga masyarakat ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga- lembaga masyarakat lainnya.
Pers adalah kegiatan yang berhubungan dengan media dan masyarkat luas. Kegiatan tersebut mengacu pada kegiatan jurnalistik yang sifatnya mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah materi, dan menerbitkanya berdasarkan sumber-sumber yang terpercaya dan valid.

Pengertian Pers Menurut Para Ahli
1.      Wilbur Schramm, dkk dalam bukunya “Four Theories of the Press” mengemukakan 4 teori terbesar dari pers, yaitu the authoritarian, the libertarian, the social responsibility, dan the soviet communist theory. Keempat teori tersebut mengacu pada satu pengertian pers sebagai pengamat, guru dan forum yang menyampaikan pandangannya tentang banyak hal yang mengemuka di tengah-tengah masyarakat.
2.      Sementara Mc. Luhan menuliskan dalam bukunya Understanding Media terbitan tahun 1996 mengenai pers sebagai the extended of man, yaitu yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain pada momen yang bersamaan.
3.      Menurut Bapak Pers Nasional, Raden Mas Djokomono, Pers adalah yang membentuk pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya ini yang membakar semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak-hak bangsa indonesia pada masa penjajahan belanda.

MENGAPA HARUS BELAJAR JURNALISTIK


          Mengapa harus belajar Jurnalistik? Awalnya saya berfikir bahwa tidak perlu belajar jurnalistik karena menjadi jurnalis bukanlah salah satu dari keinginan saya. Namun ada sebuah ungkapan yang membuat saya berfikir ulang. Menjadi jurnalis tidak harus berprofesi dalam dunia pemberitaan! Ungkapan di bawah ini cukup menarik untuk direnungkan, yakni: 1. Ada hal yang saya tahu tapi orang lain tidak tahu, 2. Ada hal yang saya dan orang lain sama-sama tahu, 3. Ada hal saya tidak tahu, tetapi orang lain tahu, dan 4 ada hal yang saya dan orang lain tidak tahu. Dalam kaca-mata saya adalah, bahwa penting untuk menyampaikan tentang informasi yang kita ketahui kepada orang lain agar orang lain bisa mengetahui juga. Dan kebutuhan kita untuk mengerti informasi juga harus dipenuhi. Selanjutnya informasi menjadi barang “abstrak” yang penting dalam sirkulasi pemenuhan kebutuhan manusia, karena sekali lagi, manusia sebagai ciptaan tuhan dilengkapi dengan Kuriositas (baca: rasa ingin untuk mengetahui). Dalam arti yang lebih sederhana, sebenarnya kita telah melibatkan banyak aktivitas mencari, mengelolah, membuat, dan menyampaikan informasi. Belajar Jurnalistik dalam perkuliahan saya maknai bukan hanya untuk memnuhi sks, namun dengan penuh kesadaran bahwa jurnalistik sangat membantu saya dalam memperbaiki kemampuan saya dalam berkomunikasi.